Pulau
Selaru merupakan salah satu pulau terluar (perbatasan) yang terdapat di Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB). Luas wilayah total pulau ini adalah
3.667,86 km2 yang meliputi luas daratan sebesar
353,87 km2 dan luas laut untuk wilayah kelola kabupaten sebesar
1.015,51 km2 dan luas wilayah kelola provinsi sebesar 2.298,48 km2.
Secara
administratif, pulau ini termasuk dalam wilayah Kecamatan Selaru, Kabupaten
Maluku Tenggara Barat (MTB), Provinsi Maluku. Secara geografis, pulau ini
terletak di perairan Laut Arafura pada koordinat 08o 11’ 02” LS dan
130o 57’ 43“ BT dan berbatasan dengan negara Australia.
Pulau
Selaru merupakan satu kecamatan tersendiri dari 10 kecamatan yang ada di Maluku
Tenggara Barat, yang terdiri dari tujuh desa : Adaut, Namtabung, Kandar,
Lingat, Werain, Fursuy, dan Eliasa. Desa Adaut merupakan ibukota Kecamatan
Selaru, dimana desa-desa di Selaru terletak di pesisir pantai. Dari tujuh desa
yang ada, hanya Adaut yang tergolong maju, sedangkan enam desa lainnya masih
tertinggal.
Dilihat
dari segi bahasa, bahasa daerah yang digunakan di Pulau Selaru adalah Bahasa
Selaru. Bahasa Selaru adalah salah satu bahasa daerah, yang digunakan oleh
mayoritas orang yang berasal dari tujuh desa di Pulau Selaru, dan desa-desa
lain di Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku,
Indonesia.
Peta Pulau Selaru dan
Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat
Pulau
Selaru merupakan satu-satunya pulau yang terdekat dengan Blok Masela. Perlu
diketahui bahwasanya Blok Masela merupakan salah satu kekayaan alam yang
dimiliki oleh Indonesia berupa sumber gas alam abadi.
Peta lokasi Blok Masela
Saat
ini Blok Masela tengah dieksplorasi oleh INPEX Masela, Ltd yang merupakan
perusahaan migas asal Jepang. Adapun perusahaan kontraktor INPEX Masela, Ltd
yang berada di Indonesia adalah PT. Etika Dharma Bangun Sarana dari Surabaya.
PT. Etika Dharma Bangun
Sarana merupakan perusahaan rekanan yang bekerjasama dengan INPEX Masela, Ltd
yang berperan dalam jasa penyewaan sarana dan prasarana untuk kegiatan
pemantauan eksplorasi gas alam abadi di Blok Masela, khususnya dalam penyewaan
hanggar pesawat helikopter yang digunakan untuk memantau kegiatan eksplorasi
gas alam abadi yang dilakukan oleh INPEX Masela, Ltd di Blok Masela. Saat ini
hanggar pesawat helikopter tersebut telah didirikan Daerah Olilit - Saumlaki,
Maluku Tenggara Barat atau tepatnya di bandar udara lama Saumlaki (disamping
Polres Saumlaki dan depan Pos Detasemen TNI AU Saumlaki Lanud Dominicus Dumatubun)
sejak tahun 2013.
Pangkalan TNI AU Selaru
Pangkalan
TNI AU Selaru berada di Pulau Selaru, tepatnya di Desa Lingat, Kecamatan Selaru
yang posisinya berada di tengah-tengah Pulau Selaru. Dalam sejarahnya,
Pangkalan TNI AU Selaru ini merupakan Pangkalan udara bekas peninggalan
penjajahan Jepang yang secara otomatis beralih kepemilikannya menjadi aset
milik TNI AU setelah Indonesia mendeklarasikan kemerdekaannya pada tahun 1945.
Jarak
antara Desa Adaut (ibukota Kecamatan Selaru) dengan Desa Lingat adalah sejauh
37 km. Saat ini akses menuju Desa Lingat kondisinya masih memprihatinkan, hal
ini dikarenakan belum dibangunnya infrastuktur jalan menuju desa tersebut
secara maksimal. Adapun kendaraan yang dapat digunakan untuk menuju Desa Lingat
adalah kendaraan roda dua dan roda empat. Sedangkan kendaraan yang digunakan
untuk menuju desa-desa setelah Desa Lingat, yaitu Desa Werain, Desa Fursuy, dan
Desa Eliasa hanya kendaraan roda dua saja karena belum adanya akses jalan untuk
dilalui kendaraan roda empat.
Begitu
pula untuk aliran listrik yang menuju desa - desa di luar Desa Adaut, saat ini
masih bergantung pada panel pembangkit listrik tenaga surya yang akan menyala
ketika matahari tenggelam dan padam ketika matahari terbit, hal ini dikarenakan
aliran listrik PLN belum masuk ke desa-desa tersebut secara optimal. Sedangkan
dalam hal sarana telekomunikasi, masyarakat di Desa Lingat umumnya masih
menggunakan kabel antena manual untuk dapat memanfaatkan perangkat telepon
seluler yang mereka miliki.
Pangkalan
TNI AU Selaru berlokasi +/- 3 km dari pusat
Desa Lingat ke arah barat daya. Areal Pangkalan TNI AU berada di pertengahan
antara Desa Lingat dan Desa Werain.
Peta
posisi Pangkalan TNI AU Selaru
Foto Penjaga Pangkalan (Otniel Rangkotatat)
Bersama Tim Ekspedisi Selaru
Mengenai kondisi
Pangkalan TNI AU Selaru saat ini masih terjaga dengan baik, hal ini dikarenakan
karena areal pangkalan TNI AU Selaru ini masih dijaga dengan baik oleh penjaga
honorer dari Pangkalan TNI AU Lanud Dominicus Dumatubun, yaitu Bapak Otniel
Rangkotatat (79 thn) yang merupakan veteran TNI AU dan saksi sejarah pada saat
Jepang menduduki wilayah Selaru ini, dimana penjaga Pangkalan TNI AU Selaru ini
(read : Otniel Rangkotatat) mulai bertugas menjaga pangkalan ini sejak 1978.
(Lettu
Lek Widi Sulistyo Hutomo, S.T. – Kasenkom Lanud D. Dumatubun; Ekspedisi Selaru
– Agustus 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar